KATA PENGANTAR
Assalamu Alaikum wr.wb
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah yang Maha Kuasa, yang telah
melimpahkan rahmat dan hiudayah – Nya kepada penulis sehingga tugas membuat
makalah dari mata kuliah Keperawatan Anak I yang bertemakan penyakit penyakit
sindrom nefritik ini dapat selesai dengan baik.
Ucapan terima kasih penulis haturkan kepada dosen pembimbing mata kuliah
ini dalam hal ini dr. Kartini Badruddin, yang telah memberikan tugas ini untuk
diselesaikan agar dapat melatih penulis untuk tetap berkarya dan dapat
bermamfaat bagi orang lain.
Dalam penulisan makalah ini penulis menyadari masih banyak kekurangan
yang perlu untuk diperbaiki, maka dari itu penulis bersedi menerima saran dan
kritik dari pembaca yang membangun demi perbaikan pembuatan tugas
kedepannya.
Wallahumuafik bitaqwallah wassalamu alaikum wr.wb
Palopo,
3 Juni 2012
Mastura
DAFTAR ISI
Kata
Pengantar ..........................................................................................................................i
Daftai Isi .................... .................................................................................................................ii
BAB I
PENDAHULUAN ............................................................................................................................
Latar
Belakang .............................................................................................................
Rumusan
masalah ......................................................................................................
BAB II
TINJAUAN TEORITIS .................................................................................................
A. Konsep Dasar
Medis .................................................................................................
B. Konsep Dasar
Keperawatan ..................................................................................
BAB III
TINJAUAN KASUS ......................................................................................................
A. Pengkajian ......................................................................................................................
B. Analisa data ....................................................................................................................
C. Diagnosa ..........................................................................................................................
D. Asuhan
Keperawatan ...............................................................................................
BAB IV
PENUTUP .......................................................................................................................
DAFTAR
PUSTAKA ...................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Glomerulo
Nefritis Akut (GNA) adalah istilah yang secara luas digunakan yang mengacu pada
sekelompok penyakit ginjal dimana inflamasi terjadi di glomerulus. (Brunner
& Suddarth, 2001) Glomerulo Nefritis Akut (GNA) adalah bentuk nefritis yang
paling sering pada masa kanak-kanak dimana yang menjadi penyebab spesifik
adalah infeksi streptokokus. (Sacharin, Rosa M, 1999), maka dari itu tugas ini
disusun sebagai salah satu acuan untuk pembaca
B.
Rumusan
Masalah
Tugas ini
disusun berdasarkan uraian latar belakang masalah yang ada diatas sesuai
panduan yang ada, adapun beberapa pokok permasalah yang akan dibahas Sbb:
1. Mengemukakan
tinjauan teoritis dari sindrom nefritik
2. Memberikan
gambaran asuhan keperawatan
C.
Tujuan
Penulisan
Adapun tugas
ini disusun sebagai tugas akhir semester dan bertujuan untuk
1. Teman –
teman dapat mengetahui apa itu sindrom nefritik
2. Mengetahui
cara menanganinya
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A.
Konsep Dasar
Medis
1.
Pengertian
Glomerulo
Nefritis adalah gangguan pada ginjal yang ditandai dengan peradangan pada
kapiler glomerulus yang fungsinya sebagai filtrasi cairan tubuh dan sisa-sisa pembuangan.
(Suriadi, dkk, 2001) Glomerulo Nefritis adalah sindrom yang ditandai oleh
peradangan dari glomerulus diikuti pembentukan beberapa antigen. (Engran, Barbara, 1999) Glomerulo Nefritis
Akut (GNA) adalah suatu reaksi imunologis ginjal terhadap bakteri / virus
tertentu. (Ngastiyah, 2005)
Glomerulo
Nefritis Akut (GNA) adalah istilah yang secara luas digunakan yang mengacu pada
sekelompok penyakit ginjal dimana inflamasi terjadi di glomerulus. (Brunner
& Suddarth, 2001) Glomerulo Nefritis Akut (GNA) adalah bentuk nefritis yang
paling sering pada masa kanak-kanak dimana yang menjadi penyebab spesifik
adalah infeksi streptokokus. (Sacharin, Rosa M, 1999)
2.
ETIOLOGI
Penyebab Glomerulo
Nefritis Akut adalah:
1. Adanya infeksi ekstra renal terutama disaluran
napas bagian atas atau kulit oleh kuman streptokokus beta hemolyticus golongan
A, tipe 12, 16, 25, dan 49).
2. Sifilis
3. Bakteri dan
virus
4. Keracunan
(Timah hitam, tridion)
5. Penyakit Amiloid
6. Trombosis
vena renalis
7. Penyakit
kolagen
3. PATOFISIOLOGI
, Suatu reaksi radang pada glomerulus dengan sebukan lekosit dan proliferasi sel, serta eksudasi eritrosit, lekosit dan protein plasma dalam ruang Bowman. Gangguan pada glomerulus ginjal dipertimbangkan sebagai suatu respon imunologi yang terjadi dengan adanya perlawanan antibodi dengan mikroorganisme yaitu streptokokus A.
, Suatu reaksi radang pada glomerulus dengan sebukan lekosit dan proliferasi sel, serta eksudasi eritrosit, lekosit dan protein plasma dalam ruang Bowman. Gangguan pada glomerulus ginjal dipertimbangkan sebagai suatu respon imunologi yang terjadi dengan adanya perlawanan antibodi dengan mikroorganisme yaitu streptokokus A.
Reaksi
antigen dan antibodi tersebut membentuk imun kompleks yang menimbulkan respon
peradangan yang menyebabkan kerusakan dinding kapiler dan menjadikan lumen
pembuluh darah menjadi mengecil yang mana akan menurunkan filtrasi glomerulus,
insuffisiensi renal dan perubahan permeabilitas kapiler sehingga molekul yang
besar seperti protein dieskresikan dalam urine (proteinuria).
Skema
Proses: Infeksi (Streptokokus A) Migrasi sel-sel radang ke dalam glomerular Pembentukan
kompleks antigen-antibodi dalam dinding kapiler. Deposit complement dan
anttracs netrofil dan monosit Enzim lysosomal merusak
Fibrinogen dan plasma protein lain membran dasar glomerular bermigrasi
melalui dinding sel, Meningkatkan permeabilitas manifestasi
klinis: proteinuria dinding glomerular Eritrosit bermigrasi melalui dinding sel
yang rusak Manifestasi: hematuria Proliferasi sel dan fibrin yang terakumulasi
dalam kapsula bawmans. Menurunnya perfusi kapiler glomerular Manifestasi
klinis: retensi cairan dan meningkatnya BUN dan kreatinin
4.
MANIFESTASI
KLINIS
1. Hematuria
(urine berwarna merah kecoklat-coklatan)
2. Proteinuria
(protein dalam urine)
3. Oliguria (keluaran
urine berkurang)
4. Nyeri
panggul
5. Edema, ini
cenderung lebih nyata pada wajah dipagi hari, kemudian menyebar ke abdomen dan
ekstremitas di siang hari (edema sedang mungkin tidak terlihat oleh seorang
yang tidak mengenal anak dengan baik).
6. Suhu badan
umumnya tidak seberapa tinggi, tetapi dapat terjadi tinggi sekali pada hari pertama
7. Hipertensi
terdapat pada 60-70 % anak dengan GNA pada hari pertama dan akan kembali normal
pada akhir minggu pertama juga. Namun jika terdapat kerusakan jaringan ginjal,
tekanan darah akan tetap tinggi selama beberapa minggu dan menjadi permanen jika
keadaan penyakitnya menjadi kronik.
8. Dapat timbul
gejala gastrointestinal seperti muntah, tidak nafsu makan, dan diare.
9. Bila
terdapat ensefalopati hipertensif dapat timbul sakit kepala, kejang dan
kesadaran menurun.
10. Fatigue (keletihan
atau kelelahan)
5.
PEMERIKSAAN
DIAGNOSTIK
1. Laju Endap
Darah (LED) meningkat
2. Kadar Hb
menurun sebagai akibat hipervolemia (retensi garam dan air)
3. Nitrogen
urea darah (BUN) dan kreatinin darah meningkat bila fungsi ginjal mulai
menurun.
4. Jumlah urine
berkurang
5. Berat jenis
meninggi
6. Hematuria
makroskopis ditemukan pada 50 % pasien.
7. Ditemukan
pula albumin (+), eritrosit (++), leukosit (+), silinder leukosit dan hialin.
8. Titer
antistreptolisin O (ASO) umumnya meningkat jika ditemukan infeksi tenggorok,
kecuali kalau infeksi streptokokus yang mendahului hanya mengenai kulit saja.
9. Kultur
sampel atau asupan alat pernapasan bagian atas untuk identifikasi
mikroorganisme.
10. Biopsi
ginjal dapat diindikasikan jika dilakukan kemungkinan temuan adalah
meningkatnya jumlah sel dalam setiap glomerulus dan tonjolan subepitel yang
mengandung imunoglobulin dan komplemen.
6. KOMPLIKASI
Komplikasi glomerulonefritis akut:
Komplikasi glomerulonefritis akut:
1. Oliguri
sampai anuria yang dapat berlangsung 2-3 hari. Terjadi sebagai akibat
berkurangnya filtrasi glomerulus. Gambaran seperti insufisiensi ginjal akut
dengan uremia, hiperfosfatemia, hiperkalemia dan hidremia. Walaupun oliguria
atau anuria yang lama jarang terdapat pada anak, jika hal ini terjadi
diperlukan peritoneum dialisis (bila perlu).
2. Ensefalopati
hipertensi, merupakan gejala serebrum karena hipertensi. Terdapat gejala berupa
gangguan penglihatan, pusing, muntah dan kejang-kejang. Hal ini disebabkan
karena spasme pembuluh darah lokal dengan anoksia dan edema otak.
3. Gangguan
sirkulasi berupa dipsneu, ortopneu, terdapat ronki basah, pembesaran jantung
dan meningginya tekanan darah yang bukan saja disebabkan spasme pembuluh darah
tetapi juga disebabkan oleh bertambahnya volume plasma. Jantung dapat
membesardan terjadi gagal jantung akibat hipertensi yang menetap dan kelainan
di miokardium.
4. Anemia yang
timbul karena adanya hipervolemia disamping sintesis eritropoietik yang
menurun.
5. Gagal Ginjal
Akut (GGA)
7. PENATALAKSANAAN
1. Keperawatan
1. Keperawatan
a. Tirah baring
diperlukan untuk anak dengan hipertensi dan edema dan terutama untuk mereka
dengan tanda ensefalopati dan kegagalan jantung. Tirah baring dianjurkan selama
fase akut sampai urin berwarna jernih dan kadar kreatinin dan tekanan darah
kembali normal. Lama tirah baring dapat ditentukan dengan mengkaji urin pasien.
Kasus ringan dengan tekanan darah normal dan sedikit edema dapat diberikan
aktivitas terbatas tetapi tidak boleh masuk sekolah karena aktivitas yang
berlebihan dapat meningkatkan proteinuria dan hematuria.
b. Cairan.
Masukan cairan biasanya dibatasi jika keluaran urin rendah. Pada beberapa unit
dibatasi antara 900 dan 1200 ml per hari. Separuh dari masukan cairan dapat
berupa susu dan separuh lainnya air. Sari buah asli harus dihindari karena
mereka mengandung kalium yang tinggi. Ini merupakan hal yang penting keluaran
urinarius kurang dari 200 sampai 300 ml per hari karena bahaya retensi
kalium.
c. Diit
Jika terjadi diuresis dan hipertensi telah hilang, makanan seperti roti, buah-buahan, kentang dan sayur-sayuran dapat diberikan. Garam dibatasi (1 g/hari) hingga hipertensi dan edema menurun. Protein dibatasi (1 g/kgBB/hari) jika nitrogen urea darah meningkat dan sementara hematuria ditemukan. Jika hematuria mikroskopik, masukan protein dapat dimulai kembali atau ditingkatkan.
Jika terjadi diuresis dan hipertensi telah hilang, makanan seperti roti, buah-buahan, kentang dan sayur-sayuran dapat diberikan. Garam dibatasi (1 g/hari) hingga hipertensi dan edema menurun. Protein dibatasi (1 g/kgBB/hari) jika nitrogen urea darah meningkat dan sementara hematuria ditemukan. Jika hematuria mikroskopik, masukan protein dapat dimulai kembali atau ditingkatkan.
d. Pertimbangan
harian sebagai indikasi peningkatan atau penurunan edema.
e. Pentatatan
tekanan darah
f.
Uji urine harian untuk darah dan protein (kualitatif dan
kuantitatif)
g. Dukungan
bagi orang tua. Ini termasuk pengenalan kecemasan mereka dan mengurangi
kecemasan dengan memberikan informasi yang adekuat mengenai kondisi dan
kemajuan yang dialami anak. Orang tua menginginkan informasi mengenai derajat
keterlibatan ginjal dan gambaran masa depan. Bimbingan harus diberikan mengenai
penyembuhan tindak lanjut dan pencegahan infeksi streptokokus.
i.
Medis
a. Pemberian
penisilin pada fase akut (baik secara oral atau intramuskuler). Pemberian antibiotik
ini tidak mempengaruhi beratnya glomerulonefritis, melainkan mengurangi
menyebarnya infeksi streptokokus yang mungkin masih ada. Pemberian penisilin
dianjurkan hanya untuk 10 hari. Pemberian profilaksis yang lama sesudah
nefritisnya sembuh terhadap kuman penyebab tidak dianjurkan karena terdapat
imunitas yang menetap. Secara teoritis anak dapat terinfeksi lagi dengan kuman
nefritogen lain, tetapi kemungkinan ini sangat kecil.
b. Pengobatan
terhadap hipertensi. Pemberian cairan dikurangi, pemberian sedativa untuk
menenangkan pasien sehingga dapat cukup beristirahat. Pada hipertensi dengan
gejala serebral diberikan reserpin dan hidralazin. Mula-mula diberikan reserpin
sebanyak 0,07 mg/kgBB secara intamuskuler. Bila terjadi diuresis 5-10 jam
kemudian, selanjutnya pemberian resepin peroral dengan dosis rumat 0,03
mg/kgBB/hari. Magnesium sulfat parenteral tidak dianjurkan lagi karena memberi
efek toksis.
c. Bila anuria
berlangsung lama (5-7 hari) maka ureum harus dikeluarkan dari dalam darah.
Dapat dengan cara peritoneum dialisis, hemodialisis, transfusi tukar dan
sebagainya.
d. Diuretikum
dulu tidak diberikan pada glomerulonefritis akut, tetapi akhir-akhir ini pemberian
furosamid (lasix) secara intravena (1 mg/kgBB/hari) dalam 5-10 menit tidak
berakibat buruk pada hemodinamika ginjal dan filtrasi glomerulus.
e. Bila timbul
gagal jantung, diberikan dialisis, sedativum dan oksigen.
BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK
DENGAN GLOMERULO NEFRITIS AKUT (GNA)
ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK
DENGAN GLOMERULO NEFRITIS AKUT (GNA)
1. PENGKAJIAN
- Identitas Anak :
Nama : An. A
Umur : 11 Tahun
Jenis kelamin : Perempuan
BB : 40 Kg
TB :
155 Cm
Agama : I s l a m
Suku/ Bangsa : Banjar / Indonesia
Alamat lengkap : Komp. Melati
Tanggal Masuk RS : 31 Juli 2006 Jam : 19 . 10
No. Regester : 3258 / 06
Diagnosa modik : D C A
Tanggal pengkajian : 2 Agustus 2006
- Identitas Penanggung Jawab :
Nama : Tn. A
Jenis kelamin : Laki – laki
Pendidikan : S M A
Pekerjaan : Swasta
Suku / bangsa : Banjar / Indonesia
Alamat : Komp. Melati
Hub. dengan klien :
Ayah Kandung
- Riwayat Kesehatan Pasien
1.
Keluhan Utama Pasien kejang
2.
Riwayat Kesehatan Sekarang
Pasien
mengalami penurunan kesadaran setibanya di rumah sakit
Menurut keluarga pasien seminggu sebelum masuk rumah sakit (SMRS) penderita
mengalami batuk pilek dan sakit kulit yaitu gatal-gatal di seluruh tubuh.
Penderita mengeluh nafsu makan menurun. Bersamaan dengan itu penderita mengeluh
ketika buang air kecil berwarna merah seperti cucian daging. Tidak ada keluhan
buang air besar.
3.
Riwayat Kesehatan Dahulu
Menurut
keluarga pasien sebelumnya tidak pernah mengalami penyakit seperti sekarang
ini. Biasanya pasien hanya sakit seperti demam dan batuk dan di beri obat
penurun panas yang di beli di warung atau toko obat.
4.
Riwayat kesehatan keluarga
Dalam
keluarga pasien tidak ada yang pernah mengalami penyakit seperti ini. Dalam
keluarga Pasien tidak mempunyai penyakit keturunan dan penyakit menular.
- Riwayat Anak
1.
Masa prenatal
Selama
kehamilan ibu memeriksakan kandunganya ke Puskesmas atau ke bidan desa. dan ibu
pasien selalu mendapatkan imunisasi (TT) sebanyak 4x dalam 9 bulan, Trimester I
= 1x , Trimester II = 1x , Trimester III = 2x.
2.
Masa intranatal
Ibu
pasien melahirkan secara normal dan spontan
dibantu oleh bidan kampung, waktu melahirkan tidak terdapat kelainan,
ibu pasien melahirkan 9 bulan 5 hari.
3.
Masa post – natal
Pasien
lahir dengan berat badan 3,000 gram dan pada saat pasien lahir langsung
menangis.
E.
Pengatahuan
Orang Tua
1.
Tentang makanan sehat
Orang tua pasien memberikan makanan bubur instant
kepada pasien tetapi pasien tidak menyukai makanan tersebut. Pasien hanya
menyukai makanan nasi dan kue.
2.
Tentang personal hygiene
Orang tua pasien mengetahui tentang personal hygiene
terutama tentang kebersihan anaknya, orang tua pasien memandikan di rumah 2x /
hari mandi pakai sabun, memotong kuku 2x/ seminggu, menggosok gigi pasien.
3.
Imunisasi
Ibu mengatakan kalau pasien tidak mendapatkan
imunisasi lengkap karena pada waktu imunisasi pasien sedang sakit.
*Polio I , Hepatitis B I 1x
*Polio II , Hepatitis
BI 1x
*Campak 1x
*BCG 1x
- Pemeriksaan Fisik
1.
Keadaan umum
Pasien tampak lemah.kesadaran compos mentis GSC : 45
G
TD : 170/100 mmHg
TB
/ BB : 155 Cm / 40 Kg
BB
saat pengkajian : 39 Kg
Pols
: 48 x / M+
Temp
: 37,7 °C
2.
Keadaan Gizi Anak ;
Gizi
Pasien kurang baik,dilihat dari BB anak,
BB : 40 Kg ( SMRS )
BB
sekarang : 39 Kg
3.
Aktivitas
Pasien
kelihatan lemah,hanya berbaring saja,tidak dapat berjalan dan berdiri karena
terpasang infus RL 10 tts / mt.terpasang kanul O2 3 L/mnt
4.
Kepala dan Leher
Bentuk
semetris, tidak ada luka / lecet. Pertumbuhan rambut merata dan bentuk rambut
lurus, Pasien dapat menggerakkan
kepalanya kekiri dan kekanan. Tidak ada pembengkakan kelenjar tiroid dan limpfe
usus normal dan keadaan kepala bersih.
5.
Mata ( Penglihatan )
Bentuk
simetris, bola mata dapat di gerakkan
kesegala arah, konjungtiva tidak anemis,sclera tidak ikterius, tetapi
terdapat kotoran pada mata, ketajaman penglihatan baik, mata tampak cekung dan
tidak terdapat peradangan.
6.
Telinga ( Pendengaran )
Bentuk
simetris, Pasien dapat mendengar dgn baik. Tidak terdapat kotoran dalam
telinga, tidak ada peradangan dan tidak ada cairan yang keluar dari telinga.
7.
Hidung ( Penciuman )
Bentuk
simetris, kebersihan hidung baik dan tak adanya kotoran dalam hidung, tidak ada
kelainan pada hidung.
8.
Mulut ( Pencekapan )
Bentuk
bibir tipis, tidak ada perdarahan dan peradangan. Mokusa bibir tampak kering,
keadaan mulut bersih.
9.
D a d a ( Pernafasan )
Bentuk
permukaan dada simetris, pernapasan cepat frekuensi pernapasan 48 x /mt.
10. Kulit
Turgor
kulit jelek ( tidak kembali dalam 2 detik ). Tidak ada luka/ lesi. Suhu tubuh
37,7° C warna kulit putih tak ada
sianosis.
11. Abdomen
Tidak
ada luka / perdarahan, turgor abdomen jelek ( tak kembali dalam 2 detik ).
12. Ekstremitas
atas dan bawah
Untuk
ekstremitas atas : bentuk simetris, tdk ada luka / fraktur dan terpasang infus
Rl 20 tts/ menit yang menyebabkan keterbatasan gerak. Untuk Ekstremitas bawah :
bentuk semetris, tidak ada luka / faktur pada ekstrimitas bawah, dan tidak ada
kekakuan sandi.
13. Genetalia
Jenis
kelamin pasien perempuan, genetalia bersih dan tidak terdapat lecet pada
bokong.
G.
Pola Makan dan Minum
Di
rumah : pasien biasanya makan 3x sehari hari pasien makan ikan dan minum air
putih dan teh manis.
Di
RS :
pasien hanya makan bubur nasi 1-2 sendok. Pasien sering minum air putih
dan teh manis, pasien masih minum ASI dan sering merasa haus.
- Pola Eliminasi
Ø BAB
Ø Di
rumah : pasien BAB ±1x/ hari dan konsistesi padat lunak
Ø Di
RS : pasien BAB ± 2x/ hari konsistensi cair berampas
Ø BAK
Ø Di
rumah : pasisen BAK antara 3-5x/hari berwarna kuning pekat.
Ø Di
RS : pasien BAK 3-4x/hari
- Persentase Kehilangan Cairan
Penggolongan
derajat dehidrasi :Pasien termasuk dehidrasi sedang ditandai dengan BAB cair
berampas 2x/hari, sering merasa haus, lemah serta mata cekung, mukosa mulut
tampak kering, turgor kulit jelek.
- Terapi Yang Didapatkan Di RS
Terapi
yang diberikan pada penderita berupa perawatan di ruang intensif, pengawasan
tanda vital terutama tekanan darah, oksigenasi, infus RL, pembatasan aktivitas,
diet rendah garam dan cukup protein, Amoksisilin 50 mg/kgBB, 3 x 1 selama 10
hari, obat anti hipertensi : Captopril 0,3 mg/kgBB 2 x 1, Furosemid 1-3 mg/kgBB
1 x1, Parasetamol 10 mg/kgBB.
K.
Prosedur
Diagnostik
Hasil
pemeriksaan feses
Makroskopis :
Mikroskopis :
Warna
: kuning
Lekosit : -
Konsistensi : lembek
Eritrosit : +
Darah : -
Amoeba : -
Lender : -
Bakteri : + (penuh)
Lain-lain : + (lembek)
2.
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
1. Kelebihan
volume cairan berhubungan dengan penurunan urine
2. Ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia dan penurunan
kebutuhan metabolik
3. Kerusakan
integritas kulit berhubungan dengan edema dan menurunnya tingkat antivitas
4. Intoleransi
aktivitas berhubungan dengan fatigue (kelelahan) dan tirah baring.
5. Nyeri akut
(sakit kepala dan pusing) berhubugan dengan gangguan perfusi darah otak sekunder
terhadap hipertensi.
6. Cemas
berhubungan dengan kurangnya pengetahuan.
3.
ANALISA DATA
NO
|
DATA
|
ETIOLOGI
|
MASALAH
|
1
|
DS:
*Keluarga klien mengatakan anaknya jarang
BAK
*Ibu klien mengatakan anaknya kuat minum
susu
DO:
Ada
edema
|
Potensial infeksi
Streptokokus A
Kerusakan membran kapiler
Retensi Na & Air
|
Kelebihan
volume cairan
|
2
|
DS:
*Ibu klien mengatakan anaknya malas makan
DO:
*Turgor kulit jelek
*klien
nampak loyoh
|
Potensial infeksi
Streptokokus A
Anoreksia
|
Nutrisi
kurang dari kebutuhan
|
3
|
DS:
Orang tua klien mengatakan cemas terhadap
keadaan tubuh anaknya membengkat
DO:
Nampak adanya edema
*adanya
luka/lesi pada kulit
|
Potensial infeksi
Streptokokus A
Vasospasme pembuluh darah
|
Kerusakan
integritas kulit
|
4
|
DS:
*ibu klien mengatakan anaknya susah tidur
* ibunya mengatkan anaknya malas beraktifitas
DO:
Anak
nampak loyoh dan kurang semangat
|
Potensial infeksi
Streptokokus A
Vasospasme
Penurunan mekanisme koping
Inmobilitas
|
Intoleransi
aktivitas
|
5
|
DS:
Ibu klien mengatakan anaknya sering
menangis
DO:
Anak nampak meringis
*anak rewel
|
Streptokokus A
Kerusakan membran kapiler
Retensi Na & Air
|
Nyeri
akut
|
6
|
DS:
Ibu klien mengatakan cemas terhadap keadaan
anaknya
DO:
Orang
tua sering bertanya tentang keadaan anaknya
|
Streptokokus A
Inmobilitas
|
Ansietas
|
D.
EVALUASI
DX
|
Kriteria Hasil
|
Ket Skala
|
I
|
a.
Pengeluaran
urine 1-2 ml/KgBB/jam
b. Tekanan
darah dalam batas normal
c.
Tidak ada
edema
d. Berat
jenis urine normal
e.
Berat
badan stabil
|
3
5
5
3
5
|
II
|
a.
Stamina
b. Tenaga
c.
Kekuatan
menggenggam
d. Daya tahan
tubuh
|
3
3
3
3
|
III
|
a.
Integritas
kulit yang baik bisa dipertahankan (sensasi, elastisitas, temperatur,
hidrasi, pigmentasi)
b. Tidak ada
luka atau lesi pada kulit
c.
Perfusi
jaringan baik
d. Mampu
melindungi kulit dan mempertahankan kelembapan kulit serta perawatan alami
|
4
5
5
3
|
IV
|
a.
Istirahat
dan aktivitas seimbang
b. Tidur
siang
c.
Mengetahui
keterbatasan energinya
d. Mengubah
gaya hidup untuk mengurangi resiko.
|
4
4
5
5
|
V
|
a.
Mengenali
faktor penyebab
b. Menggunakan
metode pencegahan
c.
Mengenali
gejala-gejala nyeri
d. Mencari
bantuan tenaga kesehatan
|
3
3
2
4
|
VI
|
a.
Memonitor
intensitas kecemasan
b. Menurunkan
stimulasi lingkungan ketika cemas
c.
Mencari
informasi lingkungan ketika cemas
d. Merencanakan
strategi koping
|
1
2
2
3
|
DAFTAR PUSTAKA
Betz, Cecily L. 2002. Buku Saku Keperawatan Pediatri. Jakarta: EGC.
Harnowo, Sapto. 2001. Keperawatan Medikal Bedah untuk Akademi Keperawatan. Jakarta: Widya Medika.
Jhonson, Marion, dkk. 2000. NOC. St. Louis Missouri: Mosby INC.
Mansjoer, Arif M. 2000. Kapita Selekta Kedokteran, ed 3, jilid 2. Jakarta: Media Aesculapius.
Mc. Closkey, cjuane, dkk. 1996. NIC. St.Louis missouri: Mosby INC.
Ngastiyah. 2005. Perawatan Anak Sakit. Jakarta: EGC.
Sacharin, Rosa M. 1999. Prinsip Keperawatan Pediatrik. Jakarta: ECG.
Santosa Budi. 2006. Panduan Diagnosa Keperawatan Nanda 2005-2006: Definisi dan Klasifikasi. Jakarta: EGC.
Suriadi, dkk. 2001. Asuhan Keperawatan Anak. Jakarta: PT. Fajar Luterpratama.
Http://www.google.com. (Glomerulo Nefritis Akut)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar